Senin, 27 September 2010

Penanggulangan

Pendekatan Komprehensif
Model psikososial menempatkan individu sebagai unsur yang aktif dalam penyalahgunaan narkoba. Pencegahan dengan model ini lebih ditekankan pada faktor perilaku individu. Hal ini didasarkan pada perilaku seseorang yang bergantung pada dinamika lingkungannya -- dari segi perkembangan dan pendidikannya maupun dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pencegahannya ditujukan pada perbaikan kondisi pendidikan atau lingkungan psikososialnya, seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pemberian informasi tentang narkoba dengan cara menakut-nakuti sangat tidak dianjurkan.
Pendidikan Pencegahan
Pendidikan pencegahan merupakan pendidikan yang ditujukan terutama kepada individu atau sekelompok masyarakat, umumnya anak remaja yang punya risiko tinggi. Pendidikan bukan hanya mengajar atau memberikan informasi, tapi juga menyangkut sikap, nilai, keterampilan, serta aspek pengetahuan.
Pendidikan pencegahan di sekolah diharapkan bertujuan meningkatkan sikap dan perilaku positif yang dapat mencegah penyalahgunaan narkoba, kekerasan, dan perbuatan negatif lain, terampil menolak tekanan tawaran narkoba dan terlibat kekerasan, serta dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan kekerasan.

Alasan Remaja memakai Narkoba

1. Ingin Terlihat Gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren, percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin disebut gaul oleh golongan / kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.
2. Solidaritas Kelompok / Komunitas / Genk
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib sepenanggungan.
5. Ikut-Ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan. Orang yang melihat orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut termasuk menyalah gunakan tempat umum.
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka seseorang dapat mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.

Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.